
Penrem 032 – Kegiatan ketahanan pangan merupakan bagian dari kegiatan Pembinaan Teritorial (Binter) oleh Satuan kewilayahan yang dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas komoditi hasil pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan pada masyarakat yang juga membantu Program Pemerintah Daerah disektor pembangunan.
Seperti apa yang telah dilakukan oleh Koramil 02/Pangkalan, Kodim 0306/50 Kota, yang telah mensosialisasikan penggunaan BIOS 44 kepada warga masyarakat, yang ada di Nagari Tanjung Balik, Kecamatan Pangkalan Koto, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat (Sumbar), baru- baru ini.
Maka dari itu, Koramil 02/Pangkalan melalui fungsi Bintara Pembina Desa (Babinsa) diantaranya Sertu Yoko Martadi, Serda Aris Ismunaya dan Serda Waruwu, aktif selalu melaksanakan sosialisasi dan membagikan langsung BIOS 44 kepada para petani, baik secara perorangan maupun kelompok tani yang ada di Nagari Tanjung Balik.
Personil Koramil 02/Pangkalan menyampaikan kepada para petani, BIOS 44 bukan sebagai pupuk, melainkan berguna sebagai bio struktur, dimana merupakan agen hayati yang mempercepat proses pembusukan material organik ataupun senyawa vitamin yang berfungsi untuk memperbaiki struktur tanah menjadi subur bahkan dapat lebih subur kembali.


BIOS 44 juga merupakan cairan dari jenis perpaduan beberapa mikro organisme yang disatukan dan berfungsi untuk memperkecil hingga menutupi rongga-rongga yang ada pada lahan pertanian dalam waktu tertentu,” papar Personil Koramil Pangkalan kepara warga petani.
“Selain sebagai bahan yang mampu mengurai mikro organisme menjadi bahan pupuk, Bios 44 merupakan perpaduan beberapa mikro organisme yang disatukan yang memiliki banyak manfaat dibidang pertanian, perikanan, peternakan. Bahkan bisa digunakan untuk merestorasi lahan bekas tambang yang tandus menjadi lahan subur. BIOS 44 ini juga tidak berbahaya bagi tumbuhan, hewan maupun manusia,” jelas Personil Koramil Pangkalan.
Bios 44 juga merupakan solusi dalam mengatasi harga pupuk yang tinggi, dan tidak perlu diragukan dalam penggunaannya, karena Bios 44 memang sudah teruji bahkan pernah dibawa oleh Delegasi Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI ke Luar Negeri dan mendapat penghargaan khusus dalam U.N Climate Change Conference Tahun 2016 di Negara Maroko. Negara lain saja sudah mengakui Bios 44, kenapa kita tidak menggunakannya?”, ujar Sertu Yoko Martadi, setiap kali berdialog dengan para petani
Untuk wilayah Sumatera Barat sendiri, seperti yang sudah sering diberitakan di Media, sudah banyak kaum petani dan peternak yang diuntungkan setelah menggunakan dekomposer Bios 44 ini.
Masyarakat mengucapkan terimakasih atas sosialisasi dan pemberian BIOS 44 kepada petani.
“Semoga dengan menggunakan BIOS 44, hasil pertanian berlimpah, sehingga menambah pendapatan setiap petani,” demikan disampaikan salah seorang petani Tanjung Balik.