
Penrem 032 – Danramil 03/PP, Kapten Caj (K) Tuti Andayani bersama anggota Koramil 03/Pulau Punjung, Kodim 0310/SSD, Kasi Pupuk Pertisida dan Alkintan, Sumardi, PPL Nagari Sikabau, Martina Engsriani, dan Rajul (61) Anggota Kelompok Tani Pandam Gaduang, Jorong Tanjung Salilok, Nagari Sikabau melaksanakan panen padi Demplot Bios 44 seluas satu hektare, Kamis (26/9)
Rajul (61) pemilik sawah mengatakan, bahwa ia menanam padi jenis Situjuah dengan luas sawah 1 hektar dan yang diberikan Bios 44 seluas 1/5 hektar. “Kemaren kita gagal panen, karena habis dimakan hama tikus dan burung. Dan periode sebelumnya hasil panen sebanyak 50 karung atau 1.5 ton padi,” ujar Rajul.
Namun sejak pakai dekomposer Bios 44, padi tidak diganggu atau dimakan oleh hama tikus, bahkan hasil panen meningkat 4 kali lipat.
“Alhamdulillah hari ini kita panen sebanyak 5.9 ton per hektar, meningkat 4 kali lipat dari biasanya 1.5 ton sekarang 5.9 ton per hektar. Ini untuk pertama kalinya kami berhasil memanen 5.9 ton padi per hektar sejak menggunakan Bios 44, ujarnya.
Sementara itu, Kasi Pupuk Pertisida dan Alkintan, Sumardi yang didampingi PPL Nagari Sikabau, Martina Engsriani menyebutkan bahwa dalam penanaman padi pada demplot ini hanya menggunakan Bios 44 tanpa menggunakan pupuk kimia lainnya,” ujar Sumardi.
Ia menambahkan bahwa jika dilihat dari postur padi yang menggunakan Bios 44 memang lebih bagus dibandingkan dengan padi yang menggunakan pupuk lainnya.
“Kita mengharapkan agar Koramil lebih mensosialisasikan penggunaan Bios 44 ini kepada masyarakat karena lebih menguntungkan bagi petani, apalagi saat ini ketersedian pupuk subsidi juga terbatas, lebih sedikit dibandingkan dengan kebutuhan petani. Penggunaan pupuk juga akan lebih hemat atau hemat biaya”, katanya.
Untuk hasil panen dibandingkan dengan panen sebelumnya, panen kali ini lebih baik, sebelumnya.hasil panen berkisar di angka 4 ton per hektar. “Terjadi peningkatan hasil panen padi sebesar 1.9 ton per hektarnya. Biasanya 4 ton saat ini naik menjadi 5.9 ton per hektar,”jelasnya
Dan kepada para petani disarankan untuk menggunakan sistim tanam padi legowo yakni jarak tanam yang lebih teratur. “Sistim tanam yang baik itu diantaranya 2 x 1, 4 x 1, dan lebih sering digunakan oleh petani 4 x 1,” katanya
Penggunaan sistim tanam legowo ini akan memberikan ruang bagi sinar matahari untuk masuk hingga pangkal akar, mempermudah untuk pengendalian hama dan akan menghasilkan anak padi lebih maksimal.
Sementara itu, Danramil 03/Pulau Punjung, Kapten Caj (K) Tuti Andayani, menyebutkan bahwa kita lakukan pembinaan penanaman padi seluas 1/5 hektar dengan penggunaan dekomposer Bios 44 sebanyak 20 liter.
Kapten Tuti menyampaikan bahwa pasca penanaman pada akhir Juni 2019 lalu, dipanen pada usia 90 hari dan dilakukan pengecekan setiap minggunya.
“Sejak Bios 44 dimasukkan atau di tabur ke petakan sawah, kepada petani terus dilakukan pembinaan setiap minggunya oleh Babinsa Nagari Sikabau Sertu Asriwal,” ujar Kapten Tuti didampingi Serma Joko Sumarno dan Sertu Asriwal di sela-sela panen.
Kapten Tuti menambahkan, dengan penggunaan Bios 44 berhasil meningkatkan hasil panen padi. “Hasil panen meningkat 4 kali lipat, biasanya hasil panen sebanyak 50 karung isi 33 kg per karungnya. Dan saat ini setelah penggunaan Bios 44 berhasil mendapatkan hasil panen sebanyak 5,9 ton per hektar,” ujar Kapten Tuti yang diaminkan oleh Kasi Pupuk Pertisida dan Alkintan, Sumardi juga Pemilik sawah Rajul.
Danramil mengharapkan agar petani di Kabupaten Dharmasraya dapat menggunakan Bios 44 untuk tanaman para petani, baik tanaman padi, jagung dan sayuran
“Kita akan terus mensosialisasikan Bios 44 ini dan akan terus melakukan pembinaan bagi para petani melalui babinsa,” ujarnya. (Pen)
One comment